Rabu, 19 Januari 2011

Kepada Telinga Yang Mau Mendengar

Surat ini aku tujukkan kepadamu langsung. Karena kau punya dua telinga yang mendengar, tapi kau jarang mau sungguh-sungguh mendengar.

Sedihnya aku, kenapa kau membiarkan telingamu terbuka tapi tak pernah mau mendengar?

Untuk apa kau bertanya kalau tak mau mendengar?

Untuk apa kau protes sana sini, tapi kau sendiri tak mau mendengar?

Untuk apa kau meminta saran, tapi kau tidak mendengar?

Hello, kau punya telinga. Mana katanya punya aspirasi untuk mendengar suara-suara.

Suara apa yang kau dengar? Cuman suara ini untung , ini bisa menguasai, ini baik untukku seorang, atau suara semua yang sebenarnya meminta bantuanmu, suara yang baik untuk kita semua?

Sekarang kau minta di dengar, setelah kau menutup telinga yang mendengar milikmu itu.

Apakah bisa? Coba renungkan, sudahlah. Semoga surat ini mau kau baca.

Aku sayang padamu. Aku butuh perhatianmu.

Aku ingin cerita banyak hal tentang hidupku, mimpiku, pendapatku, kepadamu.

Kenapa sekarang aku tak mau berbicara? Karena kau hanya membiarka kedua telingamu terbuka, tapi kau tak mau mendengar!

Menyedihkannya. Mungkin aku sama sepertimu, tapi aku takkan mau jadi sepertimu.

Meski suara-suara itu jelek, aku mau belajar mendengar. Semoga kau juga mau belajar mendengar.



Terima kasih Telinga yang mau mendengar.

Semoga kau membaca surat ini.

Dari,

Aku yang ingin di dengar.


Ditujukkan pada semua orang yang bisa mendengar. Terkadang kau tak mau mendengar, terkadang kau berpura-pura mendengar, tapi kau mau di dengar. Renungkanlah! Bagaimana bisa kau di dengar, kalau kau tidak mau mendengar? Bagaimana kalau kau tahu, jika kau hanya pura-pura mendengar? Belajarlah mendengar, bila ingin didengar. That's so simple life.


Catatan Si Hijau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar